Episode Persiapan Tour de Dlundung
Seuasai menelusuri jalan beraspal berliku di seputaran perumahan AL Driyorejo lalu masuk ke jalur offroad, jalan makadam dengan batu sekepalan tangan membuat badan terasa bergetar, selepas rehat sejenak di sebuah waduk kami melewati jalan yang di perkirakan sudah kering karena beberapa hari tidak hujan ternyata ada beberapa bagian jalan masih lembek berlumpur sehingga sepeda harus belepotan lumpur bahkan sampai mengotori T-shirt, yaahh kepalang kotor saat harus melewati sungai berlumpur tanpa ragu lagi di terabas saja.
~ Awas jaga keseimbangan
Pada saat begini baru merasakan nikmatnya bersepeda offroad, saat melewati jembatan titian bambu rapuh diuji keseimbangan dengan menenteng sepeda. Dengan keringat membasahi sekujur tubuh kami nongkrong dulu di pos yang anginya semilir sehingga tidak begitu lama keringat sudah mengering dan dilanjutkan perjalanan pulang yang tinggal beberapa km lagi, seperti biasa aktifitas rutin seusai genjot ya nyuci sepeda untuk persiapan sepedahan berikutnya.
Episode Fenomena Api alam abadi
Surabaya, 29 Juni 2009 - Kegiatan untuk mengisi liburan sekolah pada Jum'at pagi ini bertiga menelusuri rute seputaran Driyorejo Gresik namun dengan rute yang berbeda, jalan tanah dan jalan beraspal merupakan pendahuluan nggowes pagi itu sebelum sampai di STO Lakarsantri, karena masih baru pertama kali lewat jalur ini Reza dan Adith terkaget saat harus menyeberang sungai harus melewati jembatan bambu yang mulai reyot, untuk meyakinkan saya coba tanya ke seorang petani yang sedang berada disebelah jembatan " bisa lewat pak ? kataku, coba saja tapi hati-hati, jawabnya" berhubung Reza dan Adith tidak berani lewat dengan menggendong sepeda, terpaksa saya harus bolak balik dengan menggendong sepeda, lumayan bikin kaki bergetar dan keringatan.
~ Tak gendhong kemana-mana kata mbah Surip
Aman menyeberangi jembatan terus mengayuh sambil bercanda menuju ke PLN Bangkingan terus belok kiri melalui jalan setapak menuju waduk, terus menyusuri singletrack yang dikiri kanan banyak ditumbuhi tanaman perdu dan tanaman cabe, sesekali harus mengangkat sepeda karena jalan tidak bisa dinaiki. suatu ketika menemui sebuah bukit dengan hamparan rumput hijau serta kelihatan bebatuan sehingga terlihat view yang cukup indah dengan langit membiru, sepeda di taruh begitu saja kami tinggalkan naik keatas bukit guna mengabadikan moment yang indah tersebut sebagai koleksi.
~ Api alam yang terus menyala
Saat mau melanjutkan perjalanan Adith menjumpai api yang menyala diantara sela-sela tumpukan batu bata, di korek-korek bahkan disiram air minum masih saja menyala rupanya api alam abadi, suatu pengalaman baru bersepeda sambil belajar mengenal fenomena alam. Sambil membayangkan nikmatnya sepedahan pagi ini, kami nongkrong di pos langganan sambil bercengkerama sebelum melanjutkan perjalanan dengan tujuan sarapan nasi pecel di dekat rumah.
Episode Rute Singletrack yang segera punah
Surabaya, 20 Juli 2009 - Untuk mengisi kegiatan hari senin yang libur dan juga sebagai pelampiasan acara nggowes hari minggu return to Dlundung yang batal kami isi pagi itu dengan mengulang rute lokal seputaran Surabaya, karena memang cukup banyak rute segar yang bisa di lewati dengan bersepeda.
Seperti biasa Reza dan Adith terpaksa saya jadi partner bila tidak ada acara nggowes bersama klub TCC, saya coba kenalkan rute yang belum pernah mereka lewati, setelah menggayuh cukup jauh menjelang pasar Menganti Adith menggeluh kesemutan dan bilang " Om kalau terus ngga' bisa ke WBL tho ?" saya menduga mereka mulai kecapekan dan jenuh melewati jalan aspal terus, sesaat kemudian saya ajak belok melewati single trak panjang dengan udara yang masih bersih karena jarang ada kendaraan bermotor yang lewat.
~ Udara seputaran ini cukup segar
Sudah beberapa kali melewati jalur ini tetap saja menarik, jalan tidak bisa bersimpangan terdiri dari blok cetakan semen yang disusun berjajar namun tidak rapi, saat dilewati sepeda terasa di goyang-goyang dan sangat menguras tenaga, bila tidak hati-hati bisa terpeleset kecebur sawah atau sungai, dengan kelakar Reza berseloroh " Wah bisa kurus niih ". Namun sayang beberapa bagian blok semen sudah dilepas, coba saya tanyakan ke petani yang sedang kesawah katanya mau di Paving blok, memang benar di ujung jalan ada alat berat untuk meratakan tanah dan sebagian jalan sudah rata tinggal menunggu waktu saja untuk jadi jalan berpaving, Satu lagi rute sepedahanku yang menarik hilang.
Episode Blakra'an ke Kedamaian
Surabaya, 30 Januari 2010 - Sebagai pengisi waktu yang setiap minggu selalu nggowes interlokal diantaranya Gunung Kendit Madiun, Waduk Gondang Lamongan, maka secara aklamasi yang berminat lokalan coba di jelajahi rute sedikit berbeda, starting point dari tongkrongan TCC di rumah Mbah Kung Royal Ketintang dengan perserta 8 orang yang mayoritas menggunakan sepeda Hardtail karena memang rute yang akan di lewati mayoritas onroad, start pukul 06.00 wib cuaca cerah matahari sudah terbit sehingga sengatan panas mulai terasa, baru sampai Jambangan cak Prie ada gangguan rantai, sesampai di Ngelom naik perahu nyebrang sungai naik tanjakan Mulung, jalan terus naik turun hingga Kesamben hingga raya Kedamean yang cukup menyiksa karena jalan naik banyak kendaraan besar full asap, " jalan koyok ngene iki sing paling gak tak senengi " guman cak Gembud.
Ngobrol di sebuah warung di Kedamean sambil minum teh hangat dan kue gorengan serasa tidak pernah habis bahan obrolan, akhirnya ayoo.. ayoo.. tambah lama nanti tambah males, cak Liklok dan cak Gembud sudah mulai mengeluh karena ada gangguan sepeda, jalan paving dan aspal lebih banyak dilewati saat perjalanan pulang lewat Randegan Sari, Gadung, Bangkingan mampir makan di RM Padang di Menganti dan tepat jam 11 siang finish di rumah dengan cuaca yang sudah sangat panas.
Episode Gupak Kebo
Surabaya, 22 Mei 2010 - Gowes sabtu ini boleh dibilang rute pendek namun sangat berat karena medannya bagai gupakan kerbau, saat start dari markas Royal Ketintang Regency 11 bikers masih sempat tertawa renyah namun setelah memasuki lapangan tembak marinir di kawasan Karang Pilang dalam sekejap sepeda sudah belepotan lumpur dan sulit didorong apalagi dinaiki, penuh perjuangan berat harus melewati kubangan lumpur galian pipa PDAM dengan mencari papan sebagai pijakan, mbah Kung sebagai leader yang mengetahui kondisi jalan berjuang keras membuat jalan tidak menghiraukan badannya belepotan.
~ Kerja sama melewati medan berat
Perjuangan belum selesai hampir semua jalan berlumpur karena hujan hari sebelumnya, melangkah saja harus hati-hati mencari pijakan agar kaki tidak terperosok di lumpur, beberapa peserta sepatunya tidak kelihatan terbungkus lumpur, gowes kali ini boleh dibilang penuh petualangan untuk melatih ketahanan mental dan fisik, saling bahu membahu saling membantu saat ada rekan yang kesulitan melewati rute yang berat. Begitu melewati jalan setapak yang lumayan padat sepeda bisa di naiki, baru merasakan nikmatnya udara segar dibawah semak-semak dan ketika didepan mata terlihat tanjakan yang cukup tinggi menantang nyali untuk bisa menaklukkan, sayang hanya seorang biker yang mampu sampai puncak tanpa harus turun dari sepeda.
~ Istirahat dulu aahh...
Di sebuah pos istirahat yang di bangun oleh marinir berlama-lama ngobrol sambil menikmati lokasi ini yang sebetulnya sudah beberapa kali dilewati namun dengan jalan yang berbeda. Karena tenaga cukup terkuras dan banyak memakan waktu dengan kesepakan bersama diputuskan tidak melanjutkan perjalanan yang seharusnya ke Kesamben hingga Kebun Mangga. Pada perjalanan pulang melewati jalan pedesaan hingga pinggiran sungai perumahan Gunung Sari namun saat melewati jalan raya hingga Ketintang cuaca panas dengan penuh asap kendaraan bermotor menyesakkan dada. Kepenatan terbayar dengan suguhan makanan nasi sayur asem yang segar dan bermacam hidangan hingga lupa dengan semua siksaan yang baru dilewati, pengalaman baru yang tidak akan begitu saja terlupakan.
Baca Selanjutnya...