Kajian Takhobbar Ba'dha Dhuhur (1)
Kamis, 04 Juni 2009 - Dalam pertemuan kali ini, mari kita mencoba merenungkan dan mengambil hikmah dari kisah hidup seorang ulama shaleh yang bernama Hatim al-Asham (Hatim Si Tuli). Beliau adalah seorang ulama yang pernah berguru kepada Syekh Syaqiq Al-Balkhi selama 30 tahun. Di akhir studinya, Syekh Syaqiq Al-Balkhi bertanya kepadanya: “Wahai Hatim, engkau telah bersamaku selama 30 tahun. Apa yang kau dapatkan selama ini ?” Hatim al-Asham menjawab : “Wahai Guru, ada 8 faidah ilmu yang saya dapatkan dan saya menganggapnya itu sudah cukup bagiku untuk menghantarkanku kepada keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat nanti” Syekh Syaqiq Al-Balkhi bertanya “ Apa saja itu, tolong sebutkan” Hatim al-Asham menjawab :
Pertama : Saya melihat dan mengetahui bahwa setiap orang pasti memiliki sesuatu yang dicintai dan dirindukan. Sebagian yang dicintai hanya akan bersama sampai dia mati atau menghantarkannya sampai ke liang kubur. Semuanya akan meninggalkannya sendirian di dalam kubur dan tidak satupun yang mengikutinya masuk ke kubur. Maka aku berfikir bahwa sesuatu yang paling baik untuk di cintai adalah sesuatu yang akan mengikutinya masuk ke dalam kubur dan menghiburnya serta menyenangkannya. Sesuatu itu adalah Amal Shaleh. Karena itulah maka aku memilihnya agar itu menjadi cahaya bagiku alam kubur yang gelap dan menjadi teman yang menyenangkan bagiku.
Kedua : Saya melihat,banyak manusia mengikuti hawa nafsunya dan begitu menggebu untuk mendapatkan keinginan-keinginan dirinya. Maka saya renungkan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat (An-Naazi’aat ayat : 40-41)
"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhan Nya, dan mencegah diri dari mengikuti hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya".
Al-Qur’an pasti benar, maka aku ikuti.
Ketiga : Saya melihat,setiap orang berusaha keras mencari harta dunia dan kemudian menggenggamnya erat-erat. Maka aku renungkan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat (An-Nahl ayat : 96)
"Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan"
Maka aku kemudian berusaha mendapat ridha Allah dan kemudian aku distribusikan kepada fakir miskin agar menjadi investasi dan deposito disisi Allah.
Keempat : Saya melihat sebagian manusia menyangka bahwa keagungan dan kemuliaan itu adalah terletak pada banyaknya pengikut dan pengunjung, akhirnya mereka tertipu karenanya; sebagian yang lain menganggapnya ada pada banyaknya harta dan banyaknya anak sehingga menyombongkan diri karenanya; sebagian yang lain menganggap keagungan itu adalah apabila mereka melakukan korupsi dan manipulasi, pembunuhan dan penganiayaan pada manusia lain; sebagian yang lain menganggap keagungan itu adalah apabila ia bisa menghambur-hamburkan uang dan harta bendanya. Maka saya merengkan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat (Al-Hujuraat ayat : 13)
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal"
Maka saya pilih taqwa dan prasangka mereka semua salah.
Kelima : Saya melihat, sebagian manusia saling menghina satu dengan yang lainnya dan berghibah satu dengan yang lainnya. Dan saya melihat bahwa semua itu sumbernya adalah iri dengki karena harta, pangkat dan ilmu. Maka saya renungkan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat (Az-Zukhruf ayat : 32)
"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan"
Keenam : Saya melihat manusia bermusuhan satu dengan yang lainnya karena suatu tujuan dan sebab. Maka saya merenungkan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat (Al-Faathir ayat : 6)
"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala"
Ketujuh : Saya melihat manusia begitu ngoyo, berusaha keras untuk mendapatkan makanan dan penghidupan, sampai tidak peduli lagi dengan haram dan syubhat, tidak peduli lagi dengan harga dirinya Maka saya renungkan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat (Huud ayat : 6)
"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz)"
Kedelapan : Saya melihat setiap orang berpegang kepada makhlu, seperti uang, harta jabatan, kekuasaan, berhala dan makhluk yang lain. Maka saya merenungkan firman Allah : “ Barang siapa yang tawakkal kepada Allah, maka Dia akan mencukupinya, Allahlah yang menyelesaikan permasalahannya, setiap sesuatu telah dibuatkan ketentuannya oleh Nya, sesuai firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat (At-Talaq ayat : 3)
"Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu"
Maka saya bertawakkal kepada Allah.
Syekh Syaqiq Al-Balkhi berkata : "Ya Hatim, Allah telah memberikan tawtiq kepadamu. Menurutku, Taurat, Injil, Zabur dan Qur’an semuanya adalah berputar kepada delapan faidah yang kau sebutkan. Barang siapa yang melakukannya maka ia berarti telah melaksanakan kitab suci yang empat itu".
Sekian, mari kita renungkan dan semoga Allah membimbing kita. Amin.
Tauziyah oleh : Ust. DR. H. Ahmad Imam Mawardi, MA
Seja o primeiro a comentar
Posting Komentar