Tour de Cepu Forest and Oil Field - Texas of Indonesian
Cepu 16 Mei 2009 - Awal tercetus ide untuk nggenjot di kota minyak Cepu yang oleh biker TCC Surabaya disebut Texasnya Indonesia, setelah deal dengan klub sepeda TC-3 (Thecklock Cycling Club Cepu) untuk nggenjot bersama menyusuri serunya rute hutan jati sambil mengunjungi tempat pengeboran minyak peninggalan Belanda di Nglobo Cepu oleh masyarakat setempat disebut Sumur Angguk karena pompa minyaknya seperti orang sedang mengangguk-angguk alias manthuk-manthuk waahh ada ada saja !!!
~ Sumur Angguk
Sebanyak 19 biker surabaya dan 6 biker Cepu mengawali start jam 05.30 waktu setempat, udara pagi masih sangat segar belum banyak kendaraan lalu lalang di jalan sehingga masih leluasa menyusuri jalan pedesaan, dengan sesekali berpapasan dengan anak berangkat sekolah dan petani berang ke sawah, rombongan menjadi bahan tontonan masyarakat karena mungkin termasuk kejadian langka, setelah menempuh perjalanan ± 7 km halangan pertama sepeda enjoy punya cak Istanto bocor ban sambil menunggu mengganti ban peserta yang lain bisa menikmati udara pagi dengan embun yang cukup tebal sehingga udara terasa sangat sueegaar tenan... , di pertigaan desa Giyanti kami berhenti sejenak berfoto dan becanda ria dengan anak-anak SD yang teriak-teriak dengan senangnya melihat rombongan para biker melewati mereka.
~ Pertigaan desa Giyanti mejeng dulu aahh...
Mulailah memasuki wilayah Bloboh desa pinggiran hutan dengan melewati jalan setapak dan berbatu dan berliku-liku dan agak menanjak, karena keasyikan sehingga kami berteriak uuww... uuww... dengan agak terkejut rombongan ketemu seorang petani yang memberitahukan kami salah jalan dan harus balik lagi mengikuti jalan arahan petani tersebut, keringat terus bercucuran sampai dengan jalanan mulai menurun saling berpacu tanpa perduli jalan yang berbatu, setelah jauh di hutan kami sepakat berhenti sambil menunggu biker yang tercecer, romongan dikejutkan dengan munculnya petani yang tadi menunjukkan arah sudah ada di dekat kami, terbengong-bengongong kami berargumentasi melihat kejadian ini, kayaknya nggak masuk akal rombongan yang sudah bersusah payah nggenjot eehh... petani tadi dengan berjalan tanpa alas kaki sudah ada diseberang sambil menunjuk arah untuk belok kiri, opo tumon bisik para bikers... "deloken sikile ngambah lemah opo ora", namun secara rasio kami tetap mengira pasti ada jalan tembus yang bisa di tempuh, sedangkan kami harus berputar-putar jauh karena belum menguasai medan dan ternyata setelah di cek di layar GPS benar adanya.
~ Mbah Kung "pak sampean nduwe ilmu opo ?"
Beberapa saat kemudian terjadi gangguan yang kedua ban depan Giant kesayanganku bocor sehingga harus menggantinya, mbah Kung yang memang ahlinya service sepeda agak keki saat mengganti ban melihat saya meninggalkannya, saya pikir ini kesempatan yang langka untuk berfoto ramai-ramai diatas potongan pohon jati, belum beberapa jauh cak Edy pecah ban karena terantuk batu untuk menggantinya memakan waktu yang agak lama karena setelah diganti dipompa dan meletus lagi karena ukuran ban dalam tidak sesuai sehingga ban luarnya sobek. Selanjutnya melewati jalan off road becek bekas jalan air cukup menyiksa dan menelusuri jalan setapak diantara sela-sela pohon jati yang naik turun.
~ Santai dulu sambil nunggu teman
Sampai jalan beraspal terus menggenjot sepeda sambil mencari warung makan untuk mengisi perut yang mulai keroncongan, walau pagi sempat sarapan sebungkus Serabi campur ketan hangat, telur dan pisang rebus namun tidak sebanding dengan energi yang di keluarkan. Tibalah di pertigaan Jalan Raya Cepu kearah Blora tepatnya di desa Cabak ketemu warung makan sekedar menggajal perut karena masakan nasi yang sedikit harus dibagi-bagi bahkan ada yang tidak kebagian dan harus makan mie rebus. Pada lokasi ini terjadi perdebatan yang cukup panas karena ada dua pilihan, yang satu kubu ingin belok kiri mengikuti jalan aspal pulang ke Cepu karena tenaga mulai habis serta semangat mulai kendor, sedang kubu lainnya ingin melanjutkan perjalanan sampai ke pengeboran minyak, akhirnya demi kebersamaan sepakat melanjutkan seperti tujuan semula dengan nafas ngos-ngosan karena jalan aspal yang menanjak dan beberapa saat sampilah di lokasi kilang minyak Nglobo, dengan rasa bangga rombongan menikmati lokasi ini sambil berfoto sepuasnya.
~ Api alam abadi Nglobo
Beberapa saat menyusuri jalan makadam terasa ada titik air jatuh dari langit pertanda akan hutan maka dengan tergopoh-gopoh semua mengamankan HP, GPS, Kamera Digital dan barang elektronik lainnya serta dompet dimasukkan tas plastik biar tidak kena air, inilah saat yang di tunggu selama ini bersepeda sambil hujan-hujan, kiri kanan jalan berjajar pohon jati tinggi dan rindang kejatuhan air hujan sehingga menimbulkan suara yang membuat hati miris, tibalah di suatu lokasi namanya Gubuk Payung atau tempat istirahat yang atapnya berbentuk seperti payung, tempat ini sudah lama saya ingin, suatu kebanggan luar biasa bisa sampai di tempat ini dengan bersepeda.
~ hujan deras istirahat di gubug payung
Hujan masih cukup deras maka bersama pemandu diputuskan untuk melanjukan perjalanan yang masih jauh dan kami tidak ingin kemalaman di tengah hutan, dengan sekuat tenaga melawan air yang menggenangi jalan bahkan kalau jalan lagi naik harus melawan derasnya air, rombongan sudah berpencar-pencar menjadi beberapa kelompok, saya berdua dengan Liklok terus saling memberi semangat bahkan ketika kaki mulai mau kram menyarankan terus menggenjot pelan-pelan jangan turun nanti jadi kram beneran, timbulah rasa ragu dengan jalan yang kami tempuh koq sepi, aahhh akhirnya lega setelah ketemu dengan pemandu yang kebetulan ada sedikit gangguan sepeda, dari kejauhan mulai kelihatan pertigaan yang kelihatan banyak kendaran lewat. Eehh ternyata pertigaan Pasar Sore dimana beberapa waktu yang lalu saya pernah bersepeda sampai di tempat ini, jarak ke Cepu masih 10 km lagi sambil terus berhujan ria, kami berdua sedikit memacu sepeda karena aspal yang mulus serta jalan yang menurun, tengok kiri kanan akhirnya menemukan warung Pangsit Mie, dengan badan menggigil kedinginan berdua memesan teh panas dan Pangsit Mie tentunya. Sambil memanggil rekan yang lewat sehinga bersama 9 orang rame-rame minum teh hangat dan makan pangsit Mie waahh... sedap tenan.Energi mulai pulih kembali sepakat jalan pelan-pelan saja jarak tinggal 5 km lagi, sambil mengobrol akhirnya sampai finish tepat pukul 15.00 wib. atau jam tiga sore. Saat membersihkan sepeda saya dikejutkan dengan bocornya ban belakang sepedasaya kata orang jawa untung sudah sampai finish, bersih-bersih ramai-ramai dengan penuh suka cita saling mengolok rasanya kecapekan jadi sirna memang inilah yang dicari suatu kepuasan, Kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik atas dukungan Pak Sukandar, Pak Didik dari PT. Telkom Cepu, mas Agus LS, mas Rusdi dan kawan-kawan dari klub sepeda TC-3 Cepu dan juga atas kekompakan seluruh peserta touring. Total perjalanan menempuh jarak ± 57 km dengan medan ⅓ on road dan ⅔ off road dan waktu tempuh 9½ jam suatu perjalanan yang sangat melelahlah namun akan menjadi suatu kenangan yang tak terlupakan.
1 Comentário:
Wah kayanya seru banget neh brot...alamnya keliatan masig asri he he he...pengin ikutan neh. blh ga?
Posting Komentar